Makalah Bahasa Indonesia “Perencanaan Penulisan Ilmiah”

Perencanaan Penulisan Ilmiah dalam Bahasa Indonesia

Untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia

logo gundar

Disusun Oleh :

Sarah Faradita (28113259)

3KB01

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Universitas Gunadarma

Tahun Ajaran 2015/2016

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi .     Karangan dibedakan menjadi 3 jenis yaitu karya tulis non-ilmiah (karya non ilmiah), semi ilmiah dan ilmiah. Dalam makalah ini akan dipaparkan lebih jelas mengenai karangan ilmiah.

Karangan Ilmiah adalah karangan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu.Demikian juga karangan non ilmiah dan karangan popular memiliki ciri khasnya tersendiri. Lalu bagaimana membedakan satu sama lainnya, dan bagaimana proses  penulisan karangan ilmiah yang baik dan benar, di dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana membedakan antara semua jenis karangan, mengetahui jenis-jenis karangan ilmiah serta bagaimana menuliskan karangan ilmiah yang baik dan benar.

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang disampaikan pada paparan di atas, ada beberapa permasaahan yang bisa diangkat.

1) Apa pengertian karangan ilmiah?
2) Apakah ciri-ciri dari karangan ilmiah?
3) Apa perbedaan antara karangan ilmiah dan non ilmiah?
4) Jenis-jenis karangan apa saja yang termasuk kategori karangan ilmiah?
5) Bagaimana proses penyusunan karangan ilmiah?

1.3  Tujuan Penulisan

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang disampaikan di atas, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai.

1) Pengerian dari karangan ilmiah.
2) Mengetahui ciri-ciri karangan ilmiah.
3) Perbedaan karangan ilmiah dan non ilmiah.
4) Mengetahui jenis-jenis karangan yang termasuk kategori karangan
ilmiah.
5) Mengetahui proses penyusunan karangan ilmiah yang baik dan benar.


1.4 
Metode Penulisan

Studi pustaka ditelatur yang di peroleh dari buku maupun artikel – artikel online.

 

BAB. II

LANDASAN TEORI

2.1     Karangan ilmiah

Karangan merupakan karya tulis yang dihasilkan dari kegiatan mengungkapkan pemikiran dan menyampaikannya melalui media tulisan kepada orang lain untuk dipahami. Sedangkan karangan ilmiah (menurut Brotowidjoyo) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.

Bentuk karangan ilmiah dapat berupa makalah, usulan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi. Sedangkan jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya semua itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.

2.2       Perbedaan Karangan Ilmiah dan Nonilmiah

Menulis karangan adalah kegiatan menulis usulan-usulan yang benar berupa pernyataan-pernyataan tentang fakta, kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari fakta dan merupakan pengetahuan. Terdapat tiga golongan karangan, yaitu ilmiah, ilmiah popular, dan nonilmiah

Seperti pernyataan sebelumya karanga ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan, sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki ciri-ciri karangan nonilmiah sebagai berikut:

  1. Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
  2. Fakta yang disimpulkan subyektif,
  3. Gaya bahasa konotatif dan populer,
  4. Tidak memuat hipotesis,
  5. Penyajian dibarengi dengan sejarah,
  6. Bersifat imajinatif,
  7. Situasi didramatisir, dan
  8. Bersifat persuasif.

Adapun contoh karangan ilmiah yang sering kita temui yaitu Dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman, dari penjelasan singkat ini dapat dicermati perbedaan  antara karangan ilmiah dan non ilmiah dari beberapa aspek. Pertama,dari segi bahasa. Bahasa dalam karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa Indonesia resmi. Ciri-ciri ragam resmi yaitu menerapkan kesantunan ejaan (EYD/Ejaan Yang Disempurnakan), kesantunan diksi, kesantunan kalimat, kesantunan paragraph, menggunakan kata ganti pertama “penulis”, bukan saya, aku, kami atau kita, memakai kata baku atau istilah ilmiah, bukan popular, menggunakan makna denotasi, bukan konotasi, menghindarkan pemakaian unsur bahasa kedaerahan, dan mengikuti konvensi penulisan karangan ilmiah.

Berbeda dengan karangan ilmiah, bahasa dalam karangan semiilmiah/ilmiah popular dan nonilmiah melonggarkan aturan, seperti menggunakan kata-kata yang bermakna konotasi dan figurative, menggunakan istilah-istilah yang umum atau popular yang dipahami oleh semua kalangan, dan menggunakan kalimat yang kurang efektif seperti pada karya sastra.

Kedua, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi. Ketiga, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.

Selain itu, Karya non ilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan non-ilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.

 

BAB III.

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian karangan ilmiah

Suatu karya tulis akan lebih bermakna bila dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain yang membacanya, serta bila mungkin dapat juga tersebar secara lebih meluas sesuai dengan sasaran atau target audiencenya. Kita menyusun suatu karya tulis dengan maksud agar dapat dibaca oleh orang lain baik untuk orang tertentu, golongan masyarakat tertentu, atau masyarakat luas.

Kualitas suatu karya tulis dapat dilihat dari berbagai aspek. Pertama, tentunya kualitas karya tulis tersebut ditentukan oleh topik materi tulisan atau pokok bahasannya, dan hal ini sangat berperan terhadap upaya menarik minat pembaca. Namun, kedua, menarik minat pembaca saja belumlah memadai bila tidak diiringi bahasan yang ingin diungkapkan oleh penulis. Untuk memudahkan pemahaman tersebut sehingga tidak menimbulkan berbagai persepsi dan interpretaasi yang saling berbeda, baik oleh berbagai ragam pembaca maupun oleh berbagai bentuk karya tulis, tentunya penulisan tersebut harus dapat memenuhi persyaratan seperti bentuk format, gaya, maupun sistematika penulisan tertentu yang sudah baku.

Karangan ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan

 

3.2 Ciri-ciri karangan ilmiah

Karangan ilmiah mempunyai beberapa ciri-ciri, diantaranya:

  1. Sistematis, artinyamengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya.
  2. Objektif, artinyapembahasan suatu hasil penelitian  sesuai dengan yang ditelit
  3. Cermat, tepat, dan benar.
  4. Tidak persuasive.
  5. Tidak argumentative.
  6. Tidak emotif.
  7. Netral, artinya tidak mengejar keuntungan sendiri atau pihak lain.
  8. Tidak melebih-lebihkan sesuatu.

 

3.3 Tahapan Pembuatan Perencanaan Karangan

Tahapan-tahapan pembuatan perencanaaan karangan adalah sebagai berikut:
Tahapan penulisan:
1) Prapenulisan:
Menurut Minto Rahayu dalam buku Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi tahap prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis yang mencakup beberapa langkah yaitu:
Menentukan topik atau judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis,
b. Menyusun ragangan (garis besar isi dan menyempurnakannya menjadi kerangka karangan lengkap setelah datanya lengkap),
c. Menetapkan landasan teoritis,
d. Menetapkan sumber data (primer, sekunder) dan cara mengumpulkannya,
e. Menetapkan metode pembahasan,
f. Menyusun daftar pustaka sementara, dan
g. Menjadwalkan pelaksanaaanya.

2) Penulisan:
a. Menulis keseluruhan naskah secara konseptual, disertai kutipan atau data yang diperlukan;
b. Penulisan tersebut mencakup:
i. Bagian pelengkap pendahuluan seperti halaman judul, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel.
ii. Bagian naskah utama terdiri dari pendahuluan, bahasan utama, dan kesimpulan dan saran.

3) Penyuntingan (Editing): penyuntingan naskah, penyuntingan materi, dan penyuntingan bahasa. Dengan adanya tahap penyuntingan (revisi), semua kesalahan dan kekurangan itu dapat diantisipasi.
Dalam merencanakan sebuah karangan supaya menghasilkan suatu karangan yang baik dan sistematis, terdapat langkah-langkahnya yakni menentukan:
1. Topik Karangan
Topik karangan adalah ide sentral yang berfungsi mengikat keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan, dan seluruh pembuktian. Topik merupakan inti bahasan yang menjiwai seluruh karangan. Seluruh karangan harus mencerminkan topik tersebut.

Fungsi topik karangan:
a. Mengikat keseluruhan isi;
b. Memudahkan pengembangan ide bagi penulis;
c. Memberikan daya tarik dan mudah dimengerti bagi pembaca;

Pemilihan topik untuk karangan ilmiah, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
a. Bermanfaat untuk perkembangan ilmiah atau profesi penulis;
b. Menarik untuk ditulis dan dibaca;
c. Dikuasai dengan baik;
d. Bersifat terbatas dalam artian tidak terlalu luas;
e. Didukung data yang relevan;

2. Judul Karangan
Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau jabaran dari topik atau judul merupakan nama yang diberikan untuk bahasan atau karangan, judul berfungsi sebagai slogan promosi untuk menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Judul lebih spesifik dan sering menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
Syarat Judul yang Baik:
a. Sesuai dengan topik;
b. Sesuai dengan isi karangan;
c. Berbentuk frasa bukan kalimat;
d. Singkat;
e. Jelas;
f. Menarik minat pembaca;

3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ialah gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan penulis dalam melakukan tindakan menyelesaikan tugasnya. Dengan mengetahui tujuan, penulis akan dapat menentukan bahan tulisan, organisasi karangan, dan sudut pandang. Ada dua cara menyatakan tujuan penulisan, yaitu:
a. Tesis
Tesis adalah rumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan bila ada sebuah tema karangan yang dominan. Tesis sama dengan sebuah kalimat utama dalam paragraf. Oleh sebab itu, tesis tidak diperkenankan lebih dari satu kalimat. Dengan kalimat tesis, penulis dapat menentukan bahan yang akan menjadi tulisan. Tesis digunakan jika penulis ingin mengembangkan gagasan yang berupa tema seluruh tulisan.
Ciri-ciri tesis yang baik:
(1). Berisi gabungan rumusan topik;
(2). Penekanan topik sebagai suatu pengungkapan pikiran;
(3). Pembatasan dan ketetapan rumusan;
(4). Berupa kalimat lengkap terdapat subjek dan predikat (objek);
(5). Menggunakan kata khusus dan denotatif (lugas);
(6). Berupa pernyataan positif – bukan kalimat tanya, bukan kalimat seru,
dan bukan kalimat negatif;
(7). Dapat mengarahkan, mengembangkan, dan mengendalikan penulisan;
dan
(8). Dapat diukur dan dibuktikan kebenarannya;

Contoh dari perumusan tema, tujuan karangan, kalimat tesis, dan rumusan judul:
Tema : Meningkatkan penjualan sepatu buatan dalam negeri
Tujuan : Untuk menunjukkan bahwa sepatu buatan dalam negeri dapat diupayakan agar lebih diminati oleh konsumen.
Tesis : Sepatu buatan dalam negeri dapat ditingkatkan penjualannya dengan menambah daya saing agar lebih diminati konsumen
Judul : Sepatu Lokal, Kenapa Tidak?

Contoh kalimat tesis lainnya:
Topik : Upaya meningkatkan penjualan sepatu bata di Asean 2003.
Tujuan : Membuktikan bahwa sepatu bata Indonesia diminati oleh Konsumen di Asean 2003.
Tesis : Pemasaran sepatu bata di Asean 2003 dapat ditingkatkan dengan mempertinggi daya saing terhadap produk lain

4. Bahan penulisan
Yang dimaksud dengan bahan penulisan ialah semua informasi yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Informasi itu, mungkin merupakan teori, contoh-contoh, rincian atau detail, perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan sebab akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan dan sebagainya.
a. Bahan pustaka
Berasal dari buku-buku yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Ada du macam bahan pustaka yang harus penulis kumpulkan. Yang pertama, bahan-bahan sumber yang bersifat teori. Ini biasanya digunakan untuk mencari definisi, pengertian, atau terminologi dan lain-lain dari bahan penelitian. Yang kedua, bahan sumber asli yang berasal dari seorang tokoh. Ini biasanya digunakan untuk studi tokoh atau pendapat seorang tokoh.

b. Wawancara
Wawancara (interview) adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan kepada seorang yang dianggap berkompeten (berotoritas) tentang yang ditulis. Wawancara biasanya digunakan untuk mendapatkan data secara lisan. Alat bantu yang digunakan adalah alat perekam semacam tape recorder dan kamera video. Alat tersebut digunakan untuk memudahkan penyalinan kedalam bentuk tulis.

c. Angket
Angket (quesioner) adalah pertanyaan yang digunakan untuk menjaring pendapat (opini) orang tentang sesuatu. Jawaban pertanyaan sudah disediakan. Responden tinggal melingkari atau menyilangnya.

5. Kerangka Karangan
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan bagaimana kita menyusun karangan itu. Kerangka karangan merupakan rencana penulisan akan bersifat konseptual, menyeluruh, terarah, dan bersasaran bagi target pembacanya.
Yang mempengaruhi kerangka karangan ini ialah tujuan dan bahan penulisan. Menyusun kerangka pada hakikatnya membagi topik ke dalam subtopik dan selanjutnya ke dalam sub-subtopik yang lebih kecil.

Fungsi Kerangka Karangan:
a. Memperlihatkan pokok bahasan, sub-sub bahasan karangan, dan memberi kemungkinan perluasan bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulisan menciptakan suasana kreatif sesuai dengan variasi yang diinginkan;
b. Mencegah pembahasaan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis;
c. Memudahkan penulis menyusun secara menyeluruh;
d. Mencegah ketidaklengkapan bahasan;

1) Tahapan Penyusunan Kerangka Karangan
a. Tahapan pertama: merumuskan topik yang jelas dan didasarkan pada suatu topik dan tujuan yang ingin dicapai melalui topik tadi. Topik yang dirumuskan untuk kepentingan suatu kerangka karangan hendaknya berbentuk pengungkapan maksud-tujuan atau tesis.

b. Kedua ialah mengumpulkan topik-topik bawahan yang dianggap merupakan rincian jelas dari tesis atau pengungkapan maksud tadi (hal ini sering disebut dengan istilah inventarisasi). Pada poin ini penulis diperbolehkan untuk mencatat sebanyak-banyaknya tema-tema yang terlintas dalam benaknya, dan tidak perlu langsung melakukan evaluasi pada tema-tema tadi.

c. Ketiga ialah melakukan evaluasi pada semua topik bawahan yang sudah dia catat pada langkah kedua tadi. Evaluasi itu bisa diadakan dalam beberapa tahap sebagai berikut:

  1. Apakah semua tema yang sudah dia catat memiliki pertalian (relevansi) langsung dengan tesis atau pengungkapan maksud. Dan apabila sama sekali tidak mempunyai hubungan maka topik tersebut dihapus dari daftar di atas.
  2. Semua tema yang masih tersisa kemudian dievaluasi lebih lanjut. Jika ada dua topik atau lebih yang hampir sama, maka mesti dibuat perumusan baru yang mencakup semua tema tadi.
  3. Evaluasi lebih lanjut ditujukan kepada persoalan, apakah semua topik memiliki derajat yang sama, atau ada tema yang sejatinya merupakan rincian dari topik lain atau turunan dari topik lain. Jika ada masukkanlah topik turunan itu ke dalam topik yang dianggap lebih tinggi posisinya.
  4. Ada kemungkinan bahwa ada dua topik atau lebih yang memiliki derajat yang sama, tapi lebih rendah dari topik yang lain. Jika terjadi hal yang demikian, maka usahakanlah agar mencari satu topik yang lebih tinggi lain yang akan membawahi topik-topik tadi.

2) Manfaat Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana kerja yang mengandung ketentuan- ketentuan tentang pembagian dan penyusunan gagasan yang memuat garis-garis besar suatu karangan. Adapun manfaat kerangka karangan adalah:
a. Memudahkan penyusunan kerangka secara teratur sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan mencegah penulis dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul.
b. Memudahkan penempatan antara bagian karangan yang penting dan yang tidak penting.
c. Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan.
d. Membantu mengumpulkan data dan sumber-sumber yang diperlukan.

3) Bentuk Kerangka Karangan
Lazimnya kerangka kalimat berbentuk deklaratif (berita) yang lengkap untuk merumuskan setiap topik, subtopik, atau sub-subtopik seperti dibawah ini.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang: Isinya bahasan kesenjangan konsep ideal dan fakta, kajian pustaka, dan penalaran yang menimbulkan masalah.
B. Perumusan Masalah: Isinya rumusan masalah dalam kalimat tanya yang akan dibahas dan akhirnya akan dijawab dalam kesimpulan.
C. Tujuan penulisan: isinya target yang ingin dicapai.
D. Pembatasan Masalah: Isinya perincian ruang lingkup pembahasan, tempat penelitian, dan waktunya.
E. Metode Pembahasan: Isinya metode yang digunakan dalam penelitian tersebut.
F. Sistematika Penulisan: Isinya adalah urutan-urutan sistem pembahasan.

II. LANDASAN TEORI: Rumusan teori yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas, misalnya: pengertian, bagian-bagian, dan lain-lain yang sifatnya teoritis.

III. HASIL PENELITIAN: Isinya adalah inti pembahasan. Biasanya merupakan aplikasi teori, hasil dari seluruh penelitian.

IV. PENUTUP: Berisi kesimpulan (jawaban masalah) dan saran-saran jika ada.

V. DAFTAR PUSTAKA: Berisi referensi tentang penulisan.

  • Kerangka karangan yang terdiri dari angka romawi
    Misalnya:
    Upaya meningkatkan penjualan sepatu bata di Asean 2004
    I.   Penjualan yang Sedang Berlangsung
    II.  Peningkatan Penjualan
    III. Prospek Penjualan 2004
  • Kerangka Karangan yang terdiri dari angka desimal
    Misalnya:
    Upaya meningkatkan penjualan sepatu bata di Asean 2004
    1.    Penjualan yang Sedang Berlangsung
    1.1  Konsep Penjualan Tradisional
    1.2  Kualitas Produk
    1.3  Promosi

  2.    Peningkatan Penjualan Periode 2004
2.1  Strategi Penjualan
2.2  Kualitas Produk Standar Internasional
2.3  Promosi Multimedia

  • Kerangka karangan sistem lekuk dengan angka desimal
    Misalnya:
    Upaya Meningkatkan Kreativitas Baru Mahasiswa dalam Kewirausahaan
    1.    Pendahuluan
    2.    Potensi Akademik Mahasiswa
    2.1  Potensi Kecerdasan
    2.2  Keahlian Bidang Studi
    2.3  Tenaga Kerja Intelektual

   3.    Paradigma Kewirausahaan
3.1  Potensi Kewirausahaan
3.2  Sumber Kreativitas Baru
3.3  Budaya Kewirausahaan

   4.       Strategi Berwirausaha
4.1     Strategi Awal
4.1.1  Konsep
4.1.2  Modal
4.1.3  Produk
4.1.4  Pasar

   4.2  Evaluasi Strategi Awal
4.3  Perencanaan dan Pengembangan Tahun Pertama
4.4  Evaluasi, Perencanaan, dan Pengembangan Tahun Kedua

   5.    Kesimpulan

  • Kerangka karangan sistem lurus dengan angka romawi dan desimal
    Misalnya:

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Pembatasan Masalah
1.5 Manfaat Penelitian

BAB II
KERANGKA TEORI
1.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Deskripsi teoritik variabel pertama
2.1.2 Deskripsi teoritik variabel kedua
1.2 Kerangka Berpikir
1.3 Rumusan Hipotesis

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.1 Metode Penelitian
1.2 Populasi dan Sampel
1.3 Variabel
1.4 Instrumen
1.5 Prosedur Pengukuran
1.6 Teknik Analisis

BAB IV
HASIL PENELITIAN
1.1 Deskripsi Data
1.2 Pengujian Data
1.3 Hasil Pengujian

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

  • Penyuntingan (Revisi)

Tahap revisi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Yang direvisi dari karangan yang telah dibuat meliputi:
a) Penyuntingan Naskah (data), data baru yang ditemukan memungkinkan untuk dilakukan penambahan ataupun penggantian data.
b) Penyuntingan Materi (pendapat baru), seringkali setelah menulis karangan penulis menemukan ide dan pendapat baru yang lebih baik dari pendapat lama sehingga perlu dilakukan revisi.
c) Penyuntingan Bahasa (ketikan), dalam penulisan karangan hendaknya melakukan pengeditan ulang terhadap bahan yang akan disajikan karena bahan tersebut harus sesuai dengan bahasa diksi, alinea dan kalimat. Contohnya: Penulisan kutipan yang benar, penulisan kata serapan yang sesuai EYD.

3.4 Sepuluh asas mengarang

Dalam menulis karangan ilmiah sebelumnya harus mengetahui sepuluh asas mengarang yang baik dan benar, berikut adalah sepuluh asas mengarang:

  1. Usahakanlah kalimat-kalimat yang pendek

Panjang rata-rata kalimat dalam suatu karangan merupakan sebuah tolok ukur yang penting bagi keterbacaan. Penulisan kalimat yang panjang harus diimbangi dengan kalimat-kalimat yang pendek sehingga meningkatkan kejelasan karangan.

  1. Pilihlah yang sederhana

Kalimat yang sederhana lebih meningkatkan keterbacaan suatu karangan.

  1. Pilihlah kata yang umum dikenal

Dalam mengarang pakailah kata-kata yang telah dikenal masyarakat umum sehingga ide yang diungkapkan dapat secara mudah dan jelas ditangkap pembaca.

  1. Hindari kata-kata yang tidak perlu

Kata-kata yang tak perlu hanya melelahkan pembaca dan melenyapkan perhatiannnya.

  1. Berilah tindakan dalam kata-kata kerja anda

Kata kerja yang aktif, yang mengandung tindakan, yang menunjukkan gerak akan membuat suatu karangan hidup dan bertenaga untuk menyampaikan pesan yang dimaksud.

  1. Menulislah seperti sedang bercakap-cakap

Dengan mengungkapkan gagasan seperti halnya bercakap-cakap, karangan menjadi lebih jelas.

  1. Pakailah istilah-istilah yang pembaca dapat menggambarkannya

Perkataan yang konkret lebih jelas bagi pembaca daripada perkataan yang abstrak. Sebagai contoh, “factory town”(kota dengan banyak pabrik) lebih mudah ditangkap ada istilah “industrial community”(masyarakat industri).

  1. Kaitkan dengan pengalaman pembaca anda

Karangan yang jelas ialah bilamana dapat dibaca  dan dipahami pembaca sesuai dengan latar belakang pengalamannya.

  1. Manfaatkan sepenuhnya keanekaragaman

Karangan tidak boleh senada, datar, sepi sehingga membosankan pembaca. Harus ada variasi dalam kata, frase, kalimat maupun ungkapan lainnya.

  1. Mengaranglah untuk mengungkapkan, bukan untuk mengesankan

Maksud utama mengarang ialah mengungkapkan gagasan, dan bukannya menimbulkan kesan pada pihak pembaca mengenai kepandaian, kebolehan, atau kehebatan diri penulisnya.

3.3 Jenis-jenis karangan ilmiah

Karangan ilmiah terbagi beberapa jenis, berikut adalah jenis-jenis karangan ilmiah:

  1. Makalah

Makalah adalah karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).

  1. Kertas kerja

Kertas kerja adalah makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.

  1. Skripsi

Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain.

  1. Tesis 

Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.

  1. Disertasi 

Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis tang terinci.

3.5 Langkah-langkah pokok pembuatan karangan ilmiah

Penggunaan Bahasa Tulis

  1. Dalam menggunakan kata dan frase
  2. Hendaknya dihindari pemakaian kata/frase tutur dan kata/frase setempat kecuali bila sudah  menjadi perkataan umum.
  3. Hendaknya dihindarkan pemakaian kata/frase yang telah mati.
  4. Hendaknya kata atau frase yang bernilai rasa digunakan secara cermat, sesuai dengan suasana dan tempatnya.
  5. Hendaknya kata-kata sinonim dipakai secara cermat pula karena kata-kata sinonim tidak selamanya sama benar arti pemakaiannya.
  6. Hendaknya istilah-istilah yang sangat asing bagi umum tidak dipakai dalam karangan umum.
  7. Hendaknya dihindari pemakaian kata asing atau kata daerah bila dalam bahasa indonesia sudah ada katanya, jangan menggunakan kata asing hanya karena terdorong untuk bermegah dan berbahasa tinggi.
  8. Dalam menyusun kalimat
  9. Gunakanlah kalimat-kalimat pendek
  10. Gunakanlah bahasa biasa yang mudah dipahami orang
  11. Gunakan bahasa sederhana dan jernih pengutarannya
  12. Gunakan bahasa tanpa kalimat majemuk
  13. Gunakan bahasa dengan kalimat aktif, bukan kalimat pasif
  14. Gunakan bahasa padat dan kuat
  15. Gunakan bahasa positif, bukan bahasa negatif

Langkah-langkah pokok pembuatan karangan ilmiah adalah sebagai berikut :

  1. Memilih sebuah pokok topik yangditulis sesuai dengan minat anda, minat pembaca, arti penting topik, fasilitas, dan kesempatan
  2. Mencari sumber yang autoratif
  3. Membatasi pokok soal yang akan dibicarakan agar pengumpulan data, informasi, dan fakta serta pengolahannya terfokus dan agar karangan dapat dikembangkan secara memadai, yaitu pernyataan-pernyataan pendirian didukung dengan hal-hal yang konkret dan spesifik
  4. Menentukan suatu tesis percobaan/garis besar acuan sementara yang menjadi arah umum dan tujuan yang hendak dicapai.
  5. Mencari di perpustakaan judul-judul buku dan artikel yang membicarakan topik yang telahdipilih dan dibatasi
  6. Mengumpulkan/meminjam buku-buku dan bacaan yang lain yang akan dipakai sebagai sumber.
  7. Mencatat tiap judul buku/bacaan pada sebuah kartu bibliography, lengkap dengan data tentang nama pengarang dan publikasinya. Kartu-kartu bibliography ini diperlukan untuk menyusun catatan kaki, catatan akhir dan daftar pustaka.
  8. Membaca buku-buku sumber dengan membuat catatan-catatan. Catatan ini dapat berupa kutipan, ringkasan atau komentar pribadi
  9. Menata bahan-bahan yang terkumpul berupa catatan-catatan menjadi suatu garis besar. Dalam hal terakhir ini, anda harus membaca buku-buku lain lagi serta mengadakan pengamatan, wawancara dan sebagainya
  10. Merumuskan tensis final
  11. Menyusun kerangka karangan yang final
  12. Menulis draft pertama karangan. Pengantar tidak selalu yang pertama kali disusun. Mungkin saja batang tubuh karangan ditulis terlebih dahulu, kemudian penutupnya berupa kesimpulan. Setelah itu baru disusun pengantarnya.

Dalam menulis karangan sementara ini, kutipan, catatan kaki/catatan akhir hendaknya diletakan pada tempatnya dan ditulis dengan jelas dan setepat-tepatnya. Baris-baris karangan sementara ini sebaiknya cukup longgar untuk memberi tempat kepada koreksi-koreksi perbaikan. Dalam membuat draft pertama, perhatikanlah petunjuk berikut ini.

  1. Selalu berpegang teguh pada topik
  2. Kata-kata dan susunan kalimat sederhana
  3. Menggunakan pernyataan-pernyataan positif
  4. Tiap kata digunakan dengan sadar akan arti dan maknanya (denotasi dan konotasi)
  5. Menggunakan tanda baca dan cara penulisan menurut ejaan yang resmi dan berlaku
  6. Membaca kembali segala sesuatu yang telah dituliskan, dam memperbaiki rumusan-rumusan yang kurang jelas, kurang tepat.
  7. Selalu mengusahakan dan dipenuhinya asas-asas kesatu paduan, pertautan

Merevisi karangan sementara dengan memperhatikan hal-hal berikut :

  1. Apakah pengantar cukup kuat dan menyatakan tesis dengan jelas?
  2. Apakah karangan ditulis dengan mengikuti kerangkanya?
  3. Apakah paragraf-paragraf bertautan?
  4. Terlalu banyakkah kutipan yang dipakai?
  5. Apakah bahasanya mudah dipahami dan tidak berbelit?
  6. Apakah konsistensi dalam segala hal dijaga?
  7. Apakah cara penulisan kata sudah sesuai dengan EYD?
  8. Apakah daftar pustaka tersusun secara cermat?
  9. Apakah penutup cukup menarik?

 

BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan isi makalah di atas dapat disimpulkan bahwa :

  1. Perencanaan karangan adalah semua tahap persiapan penulisan dari awal mengarang sampai terbentuk sebuah karangan.
  2. Tahap pembuatan perencanaan karangan ialah tahap prapenulisan, tahap penulisan dan tahap penyuntingan (revisi).
  3. Tahap prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis.
  4. Tahap penulisan merupakan tahapan untuk menulis keseluruhan naskah secara konseptual, disertai kutipan atau data yang diperlukan.
  5. Tahap penyuntingan (revisi) yaitu tahapan yang terdiri atas penyuntingan naskah, penyuntingan materi, dan penyuntingan bahasa.
  6. Untuk menyusun karangan yang baik perlu diperhatikan dalam memilih judul, topik, tujuan penulisan, bahan penulisan, dan penyusunan kerangka karangan.
  7. Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan bagaimana kita menyusun karangan itu.
  8. Tahap revisi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis.

 

DAFTAR PUSTAKA

Tinggalkan komentar